Bagi orang-orang lain, hari-hari menjaga jarak sosial ini berarti isolasi total. Mereka yang bekerja dari rumah, harus menghadiri pertemuan-pertemuan virtual dengan teman-teman dan rekan-rekan kerja mereka, dan juga menghadiri ibadah secara online juga.

Sebagai seorabg ibu dengan lima anak, hal ini tidak terlalu berbeda dengan kehidupan saya secara nyata tiap hari!

Dalam beberapa minggu belakangan ini keadaan hidup di Polandia mengarah ke situasi isolasi total, di mana kami hidup dan melayani sebagai misionaris. Pemerintah Polandia mengambil tindakan dengan cepat: menutup sekolah-sekolah dan membuat saya terjun ke dalam dunia sekolah di rumah dengan tiga tingkat sekolah yang berbeda di dalam bahasa Polandia (yang mana bukan bahasa asli saya!).

Kemudian Pemerintah Polandia menutup setiap perbatasan-perbatasan antar negara. Sebagai pendatang, kami masih menunggu surat ijin tinggal, hal ini mendorong kami untuk terus mempercayai Tuhan lebih lagi di masa-masa seperti ini. Kami menerima kabar bahwa semua penerbangan ke Kanada dan Amerika Serikat yang terakhir dalam minggu ini saja. Ada satu beban berat di hati menghadapi kenyataan kalau kami tidak dapat kembali ke negera kami satu saat kalau-kalau sesuatu terjadi kepada orang tua kami berdua.

Rencana perjalanan kami merayakan ulang tahun pernikahan kami (termasuk rencana untuk anak-anak kami selama seminggu) telah batal. Kami sekarang akan dikenakan denda sebesar $10,000 kalau keluar dari rumah kami, kecuali kepentingan untuk belanja bahan makanan, bekerja, ke dokter, atau hal-hal berkaitan dengan COVID-19.

Diantara semuanya itu, kenyataan berat sebagai seorang ibu dan misionaris yang sedang saya gumuli saat ini adalah tidak dapat melakukan sesuatu untuk membagikan berita tentang Yesus dengan mereka yang membutuhkan di saat seperti ini. Saat yang lain melakukan pendalaman Alkitab online, ibadah online, dan membangun hubungan, dan menyediakan kebutuhan bagi delapan orang yang saat ini hidup di dalam satu rumah telah membuat saya mencapai kapasitas maksimum dalam diri saya. Ini telah membuat saya untuk merenungkan kembali perintah utama: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Markus 12:30-31)

Apakah saya mengasihi Tuhan Allahku dengan segenap hatiku?

Hal ini sangatlah penting bagi kita semua di masa-masa seperti ini untuk tetap terhubung dengan Sang Juru Selamat, Penebus, dan Sahabat kita. Menghabiskan waktu dengan Firman-Nya dan berdoa setiap hari memberikan saya satu perspektif (cara pandang) abadi tentang pandemik ini. Allah sendiri dapat memberikan kebenaran, kehidupan dan harapan di dalam hatiku.

Saat saya membaca kata “tetangga,” saya memikirkan mereka yang tinggal di sekita rumah kami. Tuhan telah menolong saya untuk menyadari bahwa perintah ini juga termasuk mengasihi kelima anak-anak dan suami saya sama seperti saya mengasihi diri saya sendiri. Tinggal di dalam satu ruang yang terbatas dengan keluarga kita dapat menjadi satu tantangan. Kita membutuhkan kasih karunia (anugerah) dari Tuhan yang cukup untuk dapat mengasihi mereka yang tinggal di dalam rumah kita. Dalam 1 Timotius 5:8 mengingatkan kita bahwa memelihara keluarga saya adalah apa yang Tuhan mau dari saya saat ini: “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”

Beberapa hari yang lalu, saya dan anak-anak menggambar pelangi dan kemudian kami berikan kepada tetangga kami yang lanjut usia dan janda. Dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada anak-anak saya dan meminta saya untuk memberikan mereka satu pelukan darinya. Kami juga bilang jikalau dia membutuhkan pertolongan, termasuk belanja makanan, dia dapat memberitahukannya kepada kami.

Apapun pergumulan Anda di masa pandemik ini, termasuk kesepian dan isolasi atau kesesakan di dalam rumah dan kecapekan, kasih karunia Allah saja yang dapat menopang dan memuaskan Anda!

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Galatia 6:9

Krista Taylor,

Pemimpin Cabang Bahasa Polandia – Wroclaw, Polandia