Kata “Ucapan Bahagia” berarti suatu keadaan perasaan yang sangat bahagia atau diberkati. Kata “Kebahagiaan” yang ditemukan di Injil Matius 5 adalah kumpulan dari pernyataan-pernyataan Yesus yang menunjukkan bagaimana caranya kita bisa menjadi “diberkati” atau “bahagia” dalam hidup kita saat ini dan di masa depan. Yesus memberikan hikmat-Nya bagi kita dalam khotbah-Nya di atas bukit. Sangat mudah bagi kita untuk membaca ayat-ayat Alkitab yang sudah sering kita baca, namun harapan kami adalah Anda mendapati kembali pengertian baru dari pembelajaran dalam ayat-ayat kebenaran ini.

Ucapan Bahagia ini bukanlah kata-kata nasihat saja. Ini adalah perkataan yang menggambarkan kehidupan orang-orang yang percaya, di sepanjang masa, di mana saja. Thomas Watson menyebut Ucapan Bahagia ini adalah “paradoks yang kudus di dalam khotbah Juru Selamat kita”. Sekilas ini bisa saja sangat sulit untuk melihat bagaimana paradoks-paradoks ini berfungsi. Bagaimanakah kemiskinan dapat membuat Anda kaya? Bagaimanakah berdukacita dapat memberikan Anda sukacita? Dan bagaimanakah bisa derita penganiayaan itu memberikan kesukaan?

Salah satu pelajaran yang berharga diajarkan Yesus dari Ucapan Bahagia ini adalah bagaimana dunia berfungsi tidak seperti bagaimana Kerajaan Allah berfungsi. Dunia mengatakan “Diberkatilah orang yang punya kuasa” tetapi Yesus berkata “Diberkatilah orang yang lemah lembut dan rendah hati”.

Orang yang mencari berkat dan sukacita dari dunia ini tidak pernah menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini bisa lenyap. “Kesenangan duniawi adalah seperti makanan yang awalnya sangat segar sekali dan akhirnya akan basi dan membusuk.” “Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya”. ( 1Yohanes 2:17).”(Watson)

Tidak ada satupun di dunia ini yang bisa menjangkau bagian terdalam dari jiwa kita yang kosong. Namun kita tetap mencari dan mencari dan berusaha mendapat kebahagiaan dengan berbagai cara dan dari berbagai tempat. Raja Salomo, yang memiliki segalanya, berkesimpulan, “Lihatlah! Semuanya adalah kesia-siaan”. (Pengkhotbah 2:8).

Kebahagiaan itu seperti tanaman yang terlalu mulia dan lembut untuk ditanam di tanah duniawi” – Thomas Watson

Kita sangat terbiasa bekerja dengan hukum dan nilai dunia ini sehingga ucapan-ucapan bahagia ini sepertinya sangat tidak mungkin. Untuk dapat benar-benar percaya dan hidup menurut apa yang diajarkan Yesus seperti di dalam Injil Matius 5 akan membutuhkan iman dan percaya bahwa Tuhan Allah bukan hanya mengetahui apa yang dibicarakan-Nya tetapi Ia juga mengetahui apa yang terbaik.

Ada banyak waktu dimana kita perlu berdoa “Tuhan, aku percaya, tolonglah aku saat aku tidak percaya”.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat anda tanyakan pada diri anda sendiri selagi anda belajar materi ini:

Apakah yang ayat-ayat ini ajarakan tentang Allah?
Apakah yang ayat-ayat ini nyatakan tentang diri saya?
Bagaimanakah saya selama ini memiliki pola pikir duniawi?
Apakah yang perlu saya ubah/bertobat dalam hidup saya?
Diarea manakah saya perlu mengubah cara berpikir saya?
Tindakan apakah yang dapat saya ambil dari yang diajarkan Yesus kepada saya?
Bagaimanakah saya mencoba mencari sukacita di dunia ini, dan bagaimana saya telah kehilangan hal-hal mengenai kerajaan Allah?